"From Mandala to Flowchart: Managerial Governmentality and the Evidentiary Technologies of Indonesia’s Reformasi"

Dengan runtuhnya suatu rezim otoriter, muncul kebutuhan akan teknologi semiotik yang bisa digunakan untuk menghasilkan imajinasi politik baru. Melalui praktik visual dan diskursif apa ‘demokrasi’ bisa terlihat? Bagaimana ‘tatapamong’ dapat dibuktikan secara meyakinkan? Tulisan ini berisi eksplorasi terhadap infrastruktur pembuktian yang digunakan di Indonesia untuk memperlihatkan pencapaian transisi demokrasi yang difasilitasi IMF. Demikian pula, disajikan salah satu pemahaman yang lebih luas mengenai peran artefak grafis dalam menyebarluaskan ideologi neoliberal tentang transparansi dan gagasan manajerial tentang ‘tatapamong’. Sejak berakhirnya rezim otoriter Suharto, muncul sebuah genre grafis baru. Kantor-kantor pemerintah di Indonesia dipenuhi dengan spanduk vinil warna-warni dan diagram-diagram alir yang menggambarkan misi institusi, prosedur birokrasi, dan struktur administrasi. Menandai penyimpangan yang jelas dari ikonografi tradisional negara prademokrasi yang mirip mandala, diagram-diagram alir ini hanya berhasil sebagian. Keinginannya untuk menjadi perwujudan ikonik bagi model pemerintahan yang baru dan efisien menunjukkan juga kecemasan bahwa Era Reformasi telah gagal memenuhi janji perubahannya.

With the dissolution of an authoritarian regime, novel semiotic technologies are mobilized in the service of producing new political imaginaries. Through what visual and discursive practices can ‘democracy’ be made visible? How can ‘good governance’ be convincingly attested? This paper explores the evidentiary infrastructures of Indonesia’s IMF-driven democratic transition to introduce a broader reflection on the role of graphic artifacts in disseminating neoliberal ideologies of transparency and managerial notions of ‘good governance.’ Since the end of Suharto’s authoritarian regime, a new genre of graphic artifacts has proliferated within Indonesian government offices: colorful vinyl banners with flowcharts and diagrams illustrating institutional mission statements, bureaucratic procedures, and administrative structures. Marking a clear departure from the traditional iconography of the mandala-like pre-democratic state, these flowcharts are only partially successful. Their aspiration to be iconic materializations of an efficient new mode of governance betrays widespread anxieties that the Reform Era has fallen short of its reformist promise.